SEJARAH BERDIRINYA KOTA TENGGARONG DI KALIMANTAN TIMUR
Asal Usul Nama Tenggarong

Penduduk Kota Tenggarong terdiri dari berbagai suku bangsa, dengan mayoritas berasal dari suku Dayak, Melayu, dan Bugis. Selain itu, budaya Dayak yang khas sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Tenggarong, terlihat dari berbagai tradisi, upacara adat, dan kesenian yang masih dipertahankan hingga kini.
Tenggarong adalah ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara, yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah yang kaya, yang mencerminkan perkembangan peradaban dan dinamika sosial budaya di wilayah Kalimantan. Berikut adalah gambaran sejarah singkat Kota Tenggarong:
Nama Tenggarong diduga berasal dari kata “Tenggaro” yang berarti “kampung di tepi sungai” dalam bahasa Dayak. Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa nama ini berasal dari gabungan dua kata dalam bahasa Dayak, yaitu Teng yang berarti “tempat” dan Garong yang berarti “lahan” atau “tanah”. Secara harfiah, Tenggarong dapat diartikan sebagai “tempat yang memiliki tanah” atau “tempat di tanah” yang merujuk pada posisinya di tepi sungai.
2. Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara
Kota Tenggarong memiliki kaitan erat dengan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara, yang merupakan salah satu kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri sekitar abad ke-4 Masehi dan berpusat di wilayah yang sekarang menjadi Kota Tenggarong. Pada masa kejayaannya, Kutai Kartanegara menguasai wilayah besar di Kalimantan Timur dan sekitarnya.
Kerajaan ini menganut agama Hindu, dan dikenal karena upacara agama yang megah serta hubungan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara dan India. Seiring berjalannya waktu, kerajaan ini mengalami perubahan politik dan budaya, dan pada abad ke-16, agama Islam mulai masuk ke wilayah ini.
3. Pusat Kerajaan dan Relik Sejarah
Pada abad ke-16, Kerajaan Kutai Kartanegara memindahkan pusat pemerintahannya ke Tenggarong. Kota ini menjadi pusat pemerintahan dan budaya di bawah kekuasaan Sultan Kutai Kartanegara, yang memerintah dengan gelar Sultan. Salah satu peninggalan sejarah penting dari masa ini adalah Istana Kutai Kartanegara (Istana Tenggarong) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman pada awal abad ke-20. Istana ini kini menjadi salah satu objek wisata budaya yang menampilkan koleksi seni dan sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara.
4. Peran Tenggarong dalam Sejarah Modern
Pada awal abad ke-20, Tenggarong juga menjadi pusat administrasi dan perdagangan penting di Kalimantan. Seiring dengan perkembangan industri, terutama sektor pertambangan minyak dan gas, kota ini semakin berkembang pesat.
Pada masa penjajahan Belanda, Tenggarong tetap menjadi salah satu pusat kekuasaan lokal, meskipun sebagian besar wilayah Indonesia berada di bawah kendali kolonial. Setelah kemerdekaan Indonesia, Tenggarong tetap menjadi pusat pemerintahan Kabupaten Kutai Kartanegara, meskipun seiring waktu, Kota Samarinda yang terletak di dekatnya mulai tumbuh sebagai kota besar dan pusat ekonomi yang lebih dominan.
5. Kota Tenggarong Saat Ini
Sekarang, Tenggarong merupakan kota kecil dengan perkembangan yang cukup pesat. Kota ini juga dikenal sebagai pusat kegiatan kebudayaan dan tradisi Dayak, dengan berbagai festival budaya yang rutin diselenggarakan. Selain itu, Tenggarong juga terkenal dengan keindahan alamnya, terutama sungai Mahakam yang menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat.
Kota Tenggarong memiliki potensi yang besar sebagai tujuan wisata, terutama bagi mereka yang tertarik untuk mempelajari sejarah dan budaya Kalimantan Timur, serta keindahan alamnya yang masih asri.
0 komentar:
Posting Komentar